Religi  

Haul Guru Sekumpul di Tabalong, Ribuan Jamaah Padati Majelis sebagai Bukti Kerinduan  

Guru Sekumpul, Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani.
Guru Sekumpul, Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani.

Jamaah Majelis Nurul Anwar Kambitin, Tanjung, Tabalong telah menggelar Haul Guru Sekumpul, Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani. Sesuai dengan prediksi, ribuan jamaah telah memadati lokasi majelis sebagai bentuk kerinduan terhadap Guru Sekumpul, Rabu (2/2) malam tadi.

Koranbanjarmasin.net Direktur Majelis Taklim Nurul Anwar Kambitin Muhammad Rus’an, mengatakan kehadiran ribuan jamaah melebihi kafasitas majelis. Namun demikian hal tersebut sudah diprediksi dan sudah dilakukan perencanaan ketika rapat di tingkat Yayasan Sayangi Sesama Tabalong.

“Ribuan jamaah yang hadir dalam pengajian rutin  yang dibarengi haul almarhum Abah Guru Sekumpul menunjukkan kerinduan yang begitu besar terhadap kiprah ulama besar. Kendati dihadiri ribuan jamaah, seperti biasa semua berjalan lancar dan aman. Semua sudah dimitigasi ketika rapat di tingkat yayasan,” jelas Rus’an.

Kehadiran Khadimul Majelis Nurunnubuwwah Kelua Habib Muhammad Alaydrus bersama beberapa habaib dan  Khadimul Majelis Taklim Nurul Anwar, Guru Fahmi Anshari, LC menambah daya tarik majelis menghadiri haul almarhum KH Zaini Abdul Ghani.

Sementara selaku pelaksana kegiatan, Ketua Yayasan Sayangi Sesama Tabalong, Erlina Effendi Ilas mengatakan, kegiatan haul tersebut sudah terlihat satu hari sebelumnya. Masyarakat Kambitin bahu membahu menyiapkan tempat kegiatan sebagai antisipasi melonjaknya jamaah.

Donasi bahan baku untuk diolah makanan juga berdatangan. Keterlibatan kaum hawa masyarakat Kambitin menyiapkan nasi bungkus juga dilakukan di majelis Nurul Anwar.

“Majelis taklim ini milik umat. Majelis ini bisa  berkembang menyampaikan syiar agama Allah tergantung umat. Tidak heran jika setiap pengajian di Majelis ini umat atau masyarakat Kambitin lah yang juga ambil bagian terlibat di dalamnya,” jelasnya.

Menurut Erlina, gelaran haul almarhum Abah guru ini dilaksanakan sebagai oase dari dua tahun sudah belum bisa dilaksanakan karena pandemik. Kerinduan umat itu sulit dibendung.

“Akhirnya haul kami gelar dengan protokol kesehatan yang disesuaikan,” ujarnya. (koranbanjarmasin.net)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *