Lagi, 8 Bulan Nakes Covid-19 RS Ulin Tak Terima Insentif

Ilustrasi nakes Covid-19 menunggu insentif belum dibayar. (Antara)

Kembali terulang, 8 bulan tenaga kesehatan (nakes) Covid-19 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin tak mendapatkan Insentif.

Koranbanjarmasin.net Salah satu nakes RSUD Ulin Banjarmasin yang tak ingin disebut namanya kepada media ini, Minggu (28/8/2022) menuturkan, tidak dibayarnya insentif semenjak bulan Januari 2022 hingga sekarang.

“Masalah insentif dari januari hingga agustus tidak ada kejelasan,” ungkapnya.

Sebelumnya sempat terdengar kabar akan dibayar bulan Mei 2022.

“Katanya sudah ada duitnya,” ucapnya.

Ironisnya, karena tidak ada yang menyinggung soal insentif nakes Covid-19 ini, terpaksa insentif tersebut diduga digunakan atau dipakai.

“Entah dipakai buat apa kita kurang tahu,” katanya.

“Saat ditanya minggu kemarin tiba-tiba katanya duitnya tidak ada, tidak ada di RAB, kaget kita bingung jadinya,” ungkap nakes ini lagi dengan heran.

Padahal lanjutnya, dari Kementerian Keuangan untuk dana insentif Covid-19 diperpanjang sampai Juni 2022.

“Kok tiba-tiba tidak ada di RAB, gimana ceritanya,” ucapnya.

Malahan ada yang bilang sambungnya, saat rapat lintas instansi, katanya tidak usah lagi ada dana Covid-19.

“Setelah dicari tahu, katanya tidak ada yang bilang seperti itu, itu kabar desas desus yang kita dengar,” bebernya.

Setelah permasalahan ini agak memanas, dan ditelusuri, ternyata dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan memberitahukan, memang dana Covid-19 tidak ada di RAB.

“Kan aneh mengapa bisa begitu. Sedangkan status Covid-19 masih ada, pasiennya diklaim juga ada, tiba-tiba tidak ada di RAB, ada apa ini, dimana salahnya,” tanyanya dengan nada kesal.

Kabar terakhir, menurut informasi yang ia terima, akan digelar rapat besar terkait persoalan insentif Covid-19.

“Katanya dana Covid-19 akan dimasukan di anggaran belanja tambahan pada bulan oktober, tetapi biasa itu tidak full,” tandasnya.

Bukan hanya masalah insentif, ia juga mengeluhkan mengenai uang jasa Covid-19.

“Dari bulan desember 2021 sampai sekarang tidak pernah dibayar, informasi terakhir katanya mau dicairkan bulan agustus ini tetapi belum ada juga,” ungkapnya lagi.

Uang jasa Covid-19 ini terangnya tergantung jumlah pasien. Dari Februari dan seterusnya jumlah pasien Covid-19 meningkat.

“Nah cuman ada klaimnya aja pembayaran 11 miliar sekian, tetapi tidak ada kejelasan, sama sekali kami tidak menerimanya,” terangnya.

Dirinya sangat berharap agar insentif dan uang jasa Covid-19 segera dibayar.

“Sampai sekarang kami masih sangat berharap agar dana insentif dan uang jasa dibayar,” pungkasnya penuh harap. (yon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *